-->
Generasi EmasClose

Monday, June 5, 2017

Gaya Hidup Konsumtif Masyarakat Indonesia


Pengertian gaya hidup konsumtif, ciri-ciri dan contoh konsumtif,  dampak dari gaya hidup konsumtif, faktor penyebab gaya hidup konsumtif, menghindari gaya hidup konsumtif.

Coba ingat, berapa uang yang dikeluarkan untuk barang-barang, berapa banyak uang yang telah dikeluarkan untuk pergi rekreasi, pergi jalan-jalan, makan-makan di restoran atau nonton bioskop yang telah di keluarkan dalam beberapa bulan ini. Begitu banyak kan? Tanpa sadar kita sudah melakukan gaya hidup konsumtif dengan melakukan sesuatu dengan berlebihan seperti yang dilakukan di atas.

Apa itu Gaya Hidup Konsumtif?

Dahlan (Al-Ghifari, 2003, h.144) menyatakan bahwa perilaku konsumtif merupakan suatu perilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal dan memberikan kepuasaan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata.

Ciri-ciri dan Contoh Konsumtif

Terbentuknya kelas menengah di negeri ini ternyata tidak melahirkan kelompok masya­rakat kritis. Kalau disebut, mereka adalah kelas menengah yang secara psikososial sangat labil dan permisif. Ciri-cirinya, antara lain, mudah terpengaruh, lekas berpuas diri, alergi bernalar, dan suka dipuji. Bukan kebetulan, pemeo the consumer is king cocok benar dengan karakter tersebut. Sebab, hanya dengan menjadi pembelilah mereka merasa jadi raja. Sayang, itu cuma perasaan belaka.
Faktanya, konsumen yang tak kritis hanya menjadi budak nafsu konsumtifnya sendiri. Berkonsumsi tentu merupakan proses yang netral dan tak bisa dihindari, namun apabila dilakukan secara berlebihan akan melahirkan gaya hidup konsumtif.

Contohnya, ketika melihat sesuatu yang bagus, indah, dan menarik. seseorang pasti ingin memiliki benda tersebut. Jika keinginan tersebut terus-menerus dilampiaskan dengan membeli barang-barang tersebut maka apa yang akan terjadi? Sikap yang seperti itu tentunya akan berdampak negatif bagi kita.
Jika seseorang sudah memiliki sebuah telepon genggam dan ternyata di pasaran muncul produk baru yang menjadi trend di kalangan masyarakat, kebanyakan dari temannya telah memiliki telepon genggam tersebut, alhasil dia pun pasti akan membeli produk tersebut supaya tidak merasa ketinggalan zaman dan membuat dirinya lebih percaya diri.

Dampak Gaya Hidup Konsumtif

Semakin hari sikap konsumtif masyarakat Indonesia semakin memprihatinkan dan tidak terkendali. Apapun yang bisa dibeli , pasti akan mereka beli. Tidak peduli apakah barang tersebut merupakan barang yang benar-benar dibutuhkan atau tidak.

Dari hal tersebut saja kita sudah bisa menilai bahwa manusia konsumtif sudah tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

Setiap hari ada saja produk-produk baru yang muncul dipasaran. Seperti telepon genggam, gadget, laptop, kosmetik, baju, sepatu, tas,dll. Untuk mendapatkan barang-barang tersebut manusia konsumtif rela melakukan berbagai hal asalkan dapat memilikinya.

Jika kalangan menengah ke atas mungkin mempunyai cukup uang untuk memiliki produk tersebut, tapi bagaimana dengan kalangan bawah? Mereka yang tidak memiliki uang tetapi memiliki gaya hidup konsumtif, akan menghalalkan segala cara seperti mencuri, merampok, atau hal negatif lainnya.

Manusia konsumtif mungkin akan merasa puas dan bahagia jika bisa memiliki barang yang diinginkannya.
Gaya hidup konsumtif memberikan dampak yang negatif bagi perekonomian negara, yaitu:
-Negara kita semakin terbebani karena terlalu banyak barang-barang yang di import untuk memenuhi     kebutuhan masyarakat Indonesia.
-Gairah untuk memproduki barang-barang buatan dalam negeri akan semakin lemah.
-Semakin banyak produk yang diimport menjadikan produk dalam negeri harus bersaing dengan             produk luar negeri yang kebanyakan harganya lebih murah sehingga produk kita menjadi kalah             saing.



Faktor Penyebab Gaya Hidup Konsumtif

Tujuan dari kaum kapitalis adalah memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya dengan memasarkan produk mereka ke masyarakat dan mengatur strategi sedemikian rupa agar masyarakat dapat terlelap dalam budaya konsumtif ini. Faktor penyebab budaya konsumtif di lingkup masyarakat ada beberapa hal, dan berikut saya akan memaparkanya sedikit:

1. Kurangnya pendidikan finansial
Masyarakat Indonesia sejak kecil sangat jarang belajar bagaimana cara mengatur keuangan. Hanya sebagian orang dan itu adalah orang yang kelas perekonomian ke bawah.
Anak-anak sekarang dituntut oleh orangtua dan guru untuk selalu belajar belajar dan dapatkan nilai yang tinggi. Biaya sekolah gak usah dipikirkan, biar orangtua yang ngatur. Dengan asumsi begitu, seluruh keperluan anak akan selalu terpenuhi tanpa ia tahu betapa susahnya mencari uang. Mereka berasumsi bahwa mereka tidak perlu repot  menabung, karena ada orangtua yang selalu memberikan semuanya.

2. Kepenatan yang dialami masyarakat
Kepenatan yang dialami masyarakat membuat mereka jenuh dan mengarahkannya pada kegiatan yang sifatnya dapat merefresh kepenatan mereka, dan hal itu membuat mereka kembali terjerumus dalam budaya konsumtif. Misalkan untuk menghilangkan penat mereka pergi ke mall, walau sekedar melihat-lihat mau tidak mau pasti pulang tidak akan membawa tangan kosong kebanyakan.

3. Gengsi/ wujud
Dari eksistensi sosial. Karena tidak ingin dianggap rendah kebanyakkan orang lebih memilih terbawa arus perkembangan zaman walau itu menjurus ke hal yang membuat mereka menyesal di akhirnya. Misalkan terlalu mengikuti perkembangan gadged dan selalu ingin update, setiap ada brand baru brand yang lama dijual untuk mendapatkan brand yang baru, demi memenuhi ego dan gengsi semata.

3. Mayoritas mempengaruhi minoritas.
Yang dimaksud di sini adalah, ketika suatu komunitas besar atau sebagian besar masyarakat mengonsumsi atau menggunakan barang impor atau sebagainya dan itu di publis secara tidak langsung minoritas ini akan terpengaruh dan ikut menggunakannya.

4. Media
Peran media sangat berpengaruh dalam menimbulkan budaya konsumtif ini. Entah itu media massa atau pun elektronik mereka sangat mampu mempengaruhi masyarakat untuk membeli setiap produk yang di iklankan, dengan tawaran yang belum tentu benar dan segala keuntungannya masyarakat pasti banyak yang terpengaruh oleh iklan itu. Karena hakikat dari sebuah iklan adalah memberikan sugesti atau pengaruh terhadap penontonnya untuk membeli produknya. Dari hal tersebut saja kita sudah bisa menilai bahwa manusia konsumtif sudah tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan . Semua tidak ditepatkan pada fungsinya, hanya eksistensi semata yang kebanyakan diburu dan masyarakat menikmati hal itu.

Cara Menghindari Gaya Hidup Konsumtif

Apakah pola hidup konsumtif bisa dihindari agar tidak membudaya di Indonesia?
Tentu saja bisa. Namun, memang bukan perkara mudah untuk menghindari pola hidup konsumtif. Tapi hal itu bisa dimulai dari diri kita sendiri untuk “niat” berubah dari pribadi yang seperti itu. Niat tersebut harus dibuktikan dengan tindakan dan tindakan yang dilakukan akan lebih baik jika ada campur tangan dari Pemerintah dalam memerangi budaya konsumtif ini.

Yaitu dengan cara :

1. Pemerintah harus menunjukkan kecintaanya terhadap produk dalam negeri, jika pemerintahnya             memberikan contoh yang baik rakyatpun pasti akan meneladaninya

2. Pemerintah harus mengurangi komoditas Import dan lebih memperbanyak ekspor

3. Merangsang Masyarakat untuk menciptakan produk buatan dalam negeri

4. Menaikkan pajak barang mewah untuk mengurangi gaya hidup konsumtif, dan lain-lain.

Memang tidak mudah terhindar dari pola hidup konsumtif. Namun harus disadari pola hidup konsumtif itu sangat merugikan, baik bagi diri sendiri maupun bagi negara. Jadi sebagai masyarakat yang baik terapkan hidup positif dan jangan biarkan diri kita menjadi manusia yang konsumtif.
Itulah beberapa informasi tentang gaya hidup konsumtif masyarakat Indonesia yang dapat saya berikan kepada Sobat. Semoga bermanfaat dan kita dapat merubah kebiasaan buruk kita.
Facebook Twitter Google+

No comments:

Post a Comment

© 2017 Generasi Emas | Theme by Mas Juni